Daftar Isi
Pengenalan Rubik 3×3
Rubik 3×3 atau yang sering disebut dengan Rubik’s Cube merupakan permainan puzzle yang mendunia. Permainan ini terdiri dari 6 sisi dengan warna yang berbeda-beda, yaitu merah, biru, hijau, kuning, putih, dan orange. Tujuan dari permainan ini adalah untuk menjadikan setiap sisi memiliki warna yang sama.
Rubik 3×3 memiliki 26 buah elemen yang terdiri dari 8 buah pojok, 12 buah tepi, dan 6 buah pusat. Permainan ini memang terlihat sulit dan rumit, namun jika kita mengetahui teknik dan cara penyelesaiannya, maka permainan ini dapat dengan mudah diselesaikan.
Teknik Penyelesaian Rubik 3×3
Untuk menyelesaikan Rubik 3×3, terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan. Berikut ini adalah teknik-teknik tersebut:
Notasi pada Rubik 3×3
Sebelum memulai teknik penyelesaian Rubik 3×3, kita harus memahami notasi yang digunakan. Notasi pada Rubik 3×3 terdiri dari beberapa huruf, yaitu:
U, yaitu memutar sisi atas searah jarum jam
U’, yaitu memutar sisi atas berlawanan arah jarum jam
D, yaitu memutar sisi bawah searah jarum jam
D’, yaitu memutar sisi bawah berlawanan arah jarum jam
R, yaitu memutar sisi kanan searah jarum jam
R’, yaitu memutar sisi kanan berlawanan arah jarum jam
L, yaitu memutar sisi kiri searah jarum jam
L’, yaitu memutar sisi kiri berlawanan arah jarum jam
F, yaitu memutar sisi depan searah jarum jam
F’, yaitu memutar sisi depan berlawanan arah jarum jam
B, yaitu memutar sisi belakang searah jarum jam
B’, yaitu memutar sisi belakang berlawanan arah jarum jam
Dalam notasi, huruf yang tidak diikuti oleh tanda ‘ (prime) adalah memutar sisi searah jarum jam, sedangkan huruf yang diikuti oleh tanda ‘ (prime) adalah memutar sisi berlawanan arah jarum jam.
Teknik Penyelesaian Layer 1 (Cross)
Teknik penyelesaian layer 1 atau sering disebut dengan Cross adalah teknik pertama yang harus dilakukan. Tujuan dari teknik ini adalah untuk membuat satu sisi yang utuh. Berikut ini adalah langkah-langkahnya:
Pilih satu warna yang ingin dijadikan sisi utuh, misalnya putih.
Cari diantara elemen-elemen yang ada, tepi yang memiliki warna yang sama dengan sisi yang ingin dibuat utuh, yaitu putih.
Taruh tepi tersebut ke sisi atas tengah, lalu putar sisi atas sehingga tepi tersebut berada di atas posisinya yang sebenarnya.
Putar sisi depan sehingga tepi tersebut berada di atas sisi depan.
Lakukan beberapa kali putaran sisi atas hingga tepi tersebut berada di atas posisi yang sebenarnya.
Ulangi langkah 2-5 hingga semua tepi yang memiliki warna yang sama dengan sisi utuh telah berada pada posisi yang tepat.
Teknik Penyelesaian Layer 2 (F2L)
Teknik penyelesaian layer 2 atau sering disebut dengan F2L (First Two Layers) adalah teknik kedua yang harus dilakukan. Tujuan dari teknik ini adalah untuk menyelesaikan 2 layer yang berada di sebelah atas sisi utuh. Berikut ini adalah langkah-langkahnya:
Cari elemen-elemen yang berada pada layer 2, yaitu elemen tepi dan pojok.
Letakkan pojok pada sisi depan kanan bawah, lalu putar sisi atas sehingga pojok tersebut berada pada posisinya yang sebenarnya.
Putar sisi depan sehingga pojok tersebut berada pada posisi yang tepat.
Lakukan beberapa kali putaran sisi atas hingga elemen tepi yang berada di sebelah kanan pojok tersebut berada pada posisi yang tepat.
Lakukan beberapa kali putaran sisi depan hingga elemen tepi tersebut cocok dengan sisi samping dan berada pada posisi yang tepat.
Ulangi langkah 2-5 hingga semua elemen yang berada pada layer 2 telah berada pada posisi yang tepat.
Teknik Penyelesaian Layer 3 (OLL)
Teknik penyelesaian layer 3 atau sering disebut dengan OLL (Orientation of Last Layer) adalah teknik ketiga yang harus dilakukan. Tujuan dari teknik ini adalah untuk menyelesaikan sisi atas yang masih berantakan. Berikut ini adalah langkah-langkahnya:
Cari pola-pola yang masih berantakan pada sisi atas.
Lakukan salah satu algoritma OLL untuk mengubah pola-pola tersebut menjadi pola yang tepat.
Teknik Penyelesaian Layer 4 (PLL)
Teknik penyelesaian layer 4 atau sering disebut dengan PLL (Permutation of Last Layer) adalah teknik keempat yang harus dilakukan. Tujuan dari teknik ini adalah untuk menyelesaikan sisi atas menjadi utuh. Berikut ini adalah langkah-langkahnya:
Cari posisi-posisi yang salah pada sisi atas.
Lakukan salah satu algoritma PLL untuk mengubah posisi-posisi tersebut menjadi utuh.
Algoritma Penyelesaian Rubik 3×3
Selain teknik-teknik yang telah dijelaskan di atas, terdapat juga beberapa algoritma yang dapat digunakan dalam penyelesaian Rubik 3×3. Berikut ini adalah beberapa algoritma tersebut:
Algoritma Cross (F R U R’ U’ F’)
Algoritma Cross (F R U R’ U’ F’) digunakan untuk membuat satu sisi yang utuh. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Cari tepi yang memiliki warna yang sama dengan sisi utuh.
Taruh tepi tersebut di sisi atas tengah.
Putar sisi atas sehingga tepi tersebut berada di atas posisinya yang sebenarnya.
Putar sisi depan sehingga tepi tersebut berada di atas sisi depan.
Lakukan algoritma Cross (F R U R’ U’ F’) untuk memindahkan tepi tersebut ke posisinya yang tepat.
Ulangi langkah 2-5 untuk tepi yang lain.
Algoritma F2L
Algoritma F2L digunakan untuk menyelesaikan 2 layer yang berada di sebelah atas sisi utuh. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Cari elemen-elemen yang berada pada layer 2, yaitu elemen tepi dan pojok.
Letakkan pojok pada sisi depan kanan bawah.
Putar sisi atas sehingga pojok tersebut berada pada posisinya yang sebenarnya.
Putar sisi kanan sehingga pojok tersebut berada pada posisi yang tepat.
Lakukan algoritma F2L untuk memindahkan elemen tepi tersebut ke posisinya yang tepat.
Ulangi langkah 2-5 untuk elemen yang lain.