Klaim asuransi bukan objek pajak adalah suatu klaim yang diterima oleh pihak tertanggung dari perusahaan asuransi, yang tidak termasuk dalam penghasilan bruto dan oleh karena itu tidak dikenai pajak penghasilan. Pada umumnya, klaim asuransi dibagi menjadi dua kategori, yaitu klaim asuransi yang merupakan objek pajak dan klaim asuransi bukan objek pajak.
Klaim asuransi yang merupakan objek pajak meliputi klaim asuransi yang berhubungan dengan keuntungan usaha, seperti asuransi untuk proteksi kehilangan pendapatan, asuransi kesehatan untuk pegawai, dan asuransi jiwa untuk karyawan. Sementara itu, klaim asuransi bukan objek pajak meliputi klaim asuransi yang berhubungan dengan kerugian atau penghancuran aset, seperti asuransi mobil, asuransi rumah, dan asuransi kesehatan perorangan.
Klaim asuransi bukan objek pajak diatur oleh Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh) No. 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat (2) huruf c yang menyatakan bahwa penghasilan bukan termasuk dalam penghasilan bruto, antara lain kerugian atau penghancuran aset yang dijamin oleh asuransi atau jaminan lain. Oleh karena itu, klaim asuransi bukan objek pajak tidak perlu dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan.
Namun, perlu dicatat bahwa meskipun klaim asuransi bukan objek pajak, tetap ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar klaim tersebut tidak dianggap sebagai penghasilan bruto. Pertama, klaim harus sesuai dengan nilai nominal asuransi yang dibayar dan tidak melebihi biaya penggantian atau perbaikan yang sebenarnya. Kedua, klaim harus diajukan sebagai akibat dari kerusakan atau kehilangan aset yang dijamin oleh polis asuransi. Ketiga, penerima klaim harus memiliki hak atas aset yang diasuransikan dan tidak menjual atau memindahkan hak asuransi tersebut kepada pihak lain.
Apabila klaim asuransi bukan objek pajak tidak memenuhi ketiga syarat tersebut, maka klaim tersebut dapat dianggap sebagai penghasilan bruto dan dikenai pajak penghasilan. Oleh karena itu, sebelum mengajukan klaim asuransi, pastikan untuk memenuhi semua syarat yang diperlukan agar tidak terkena pajak penghasilan.
Selain itu, terdapat juga beberapa jenis klaim asuransi bukan objek pajak yang memiliki perlakuan khusus. Misalnya, klaim asuransi kecelakaan yang dibayarkan kepada pihak tertanggung untuk mengganti biaya perawatan medis atau hilangnya penghasilan selama masa pemulihan dapat dianggap sebagai penghasilan bruto jika jumlah klaim tersebut melebihi biaya pengobatan yang sebenarnya.
Sementara itu, bagi perusahaan asuransi yang membayar klaim asuransi bukan objek pajak kepada pihak tertanggung, tidak perlu memotong pajak penghasilan atas pembayaran tersebut. Meskipun demikian, perusahaan asuransi wajib melaporkan pembayaran klaim asuransi bukan objek pajak dalam SPT Tahunan Pajak Penghasilan. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa klaim tersebut memenuhi syarat sebagai klaim asuransi bukan objek pajak.
Dalam kesimpulannya, klaim asuransi bukan objek pajak adalah klaim yang diterima oleh pihak tertanggung dari perusahaan asuransi yang tidak dikenai pajak penghasilan. Klaim asuransi bukan objek pajak meliputi klaim asuransi yang berhubungan dengan kerugian atau penghancuran aset. Meskipun demikian, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi agar klaim tersebut tidak dianggap sebagai penghasilan bruto dan terkena pajak penghasilan. Oleh karena itu, sebelum mengajukan klaim asuransi, pastikan untuk memenuhi semua syarat yang diperlukan agar tidak terkena pajak penghasilan.