Cara Menghitung Rasio Arus Kas Operasi

Cara Menghitung Rasio Arus Kas Operasi

Rasio arus kas operasi adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari kegiatan operasionalnya. Dalam kata lain, rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan dalam menghasilkan uang dari operasionalnya.

Untuk menghitung rasio arus kas operasi, pertama-tama kita perlu menyiapkan laporan arus kas. Laporan ini berisi informasi tentang arus kas masuk dan keluar dari perusahaan selama periode tertentu, biasanya satu tahun.

Langkah-langkah Menghitung Rasio Arus Kas Operasi

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat digunakan untuk menghitung rasio arus kas operasi:

Ambil nilai arus kas dari kegiatan operasi dari laporan arus kas. Ini biasanya terletak di bagian atas laporan.
Bagi nilai arus kas dari kegiatan operasi dengan total penjualan bersih perusahaan. Total penjualan bersih adalah pendapatan dari semua penjualan setelah dikurangi dengan potongan dan retur.
Kalikan hasil bagi dari langkah kedua dengan 100 untuk mendapatkan rasio arus kas operasi dalam bentuk persentase.

Berikut adalah rumus untuk menghitung rasio arus kas operasi:

Rasio Arus Kas Operasi = (Arus Kas dari Kegiatan Operasi ÷ Total Penjualan Bersih) x 100%

Contohnya, jika perusahaan ABC memiliki arus kas dari kegiatan operasi sebesar Rp 500 juta dan total penjualan bersih sebesar Rp 1 miliar, maka rasio arus kas operasinya adalah:

Rasio Arus Kas Operasi = (Rp 500 juta ÷ Rp 1 miliar) x 100% = 50%

Artinya, perusahaan ABC mampu menghasilkan arus kas sebesar 50% dari total penjualan bersihnya dari kegiatan operasional.

TRENDING:  Cara Menghitung Rasio Arus Kas

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rasio Arus Kas Operasi

Rasio arus kas operasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

Lama waktu pembayaran pelanggan. Semakin lama waktu pembayaran pelanggan, semakin lambat kas masuk ke perusahaan, yang dapat menurunkan rasio arus kas operasi.
Lama waktu pembayaran pemasok. Semakin lama waktu pembayaran pemasok, semakin lama kas keluar dari perusahaan, yang dapat menurunkan rasio arus kas operasi.
Harga pokok penjualan. Semakin tinggi harga pokok penjualan, semakin rendah margin keuntungan perusahaan, yang dapat menurunkan rasio arus kas operasi.
Beban operasional. Semakin tinggi beban operasional, semakin rendah margin keuntungan perusahaan, yang dapat menurunkan rasio arus kas operasi.

Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan Rasio Arus Kas Operasi

Menggunakan rasio arus kas operasi memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

Memberikan informasi yang lebih akurat tentang kemampuan perusahaan untuk menghasilkan uang dari kegiatan operasionalnya.
Memberikan informasi yang lebih dapat diandalkan daripada laba bersih, karena tidak terpengaruh oleh faktor non-operasional seperti pendapatan dan biaya dari investasi.

Namun, menggunakan rasio arus kas operasi juga memiliki kekurangan, antara lain:

Tidak memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya.
Tidak memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan untuk melakukan investasi di masa depan.

Kesimpulan

Rasio arus kas operasi adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari kegiatan operasionalnya. Untuk menghitung rasio ini, kita perlu menyiapkan laporan arus kas, kemudian mengambil nilai arus kas dari kegiatan operasi dan membaginya dengan total penjualan bersih perusahaan. Faktor-faktor seperti lama waktu pembayaran pelanggan dan pemasok, harga pokok penjualan, dan beban operasional dapat mempengaruhi rasio arus kas operasi. Meskipun memiliki beberapa kelebihan, menggunakan rasio arus kas operasi juga memiliki kekurangan. Oleh karena itu, perlu digunakan bersama-sama dengan rasio keuangan lainnya untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kondisi keuangan perusahaan.

TRENDING:  Cara Menghitung Rasio Arus Kas

Terima kasih telah membaca artikel Cara Menghitung Rasio Arus Kas Operasi ini dan sampai jumpa kembali di artikel menarik BicaraFakta.com lainnya.