Daftar Isi
Cara Menghitung Rasio Arus Kas
Arus kas merupakan salah satu aspek penting dalam bisnis. Rasio arus kas adalah cara untuk mengevaluasi aliran kas perusahaan selama periode tertentu. Rasio ini membantu analis keuangan dalam menentukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dari aktivitas operasional dan memenuhi kewajiban keuangan. Artikel ini akan membahas langkah-langkah untuk menghitung rasio arus kas.
Langkah-langkah Menghitung Rasio Arus Kas
Langkah pertama untuk menghitung rasio arus kas adalah dengan mengumpulkan informasi keuangan dari laporan laba rugi dan laporan arus kas perusahaan. Laporan laba rugi memberikan informasi tentang pendapatan dan biaya selama periode tertentu, sedangkan laporan arus kas menunjukkan sumber dan penggunaan kas perusahaan selama periode tersebut.
Setelah informasi keuangan terkumpul, langkah selanjutnya adalah menghitung jumlah kas yang dihasilkan dari aktivitas operasional dan jumlah kas yang dikeluarkan untuk aktivitas operasional. Aktivitas operasional termasuk penjualan dan pembelian, pengeluaran untuk gaji dan upah, dan pembayaran hutang dagang.
Setelah menentukan jumlah kas yang dihasilkan dan dikeluarkan untuk aktivitas operasional, langkah selanjutnya adalah membagi jumlah kas yang dihasilkan dengan jumlah kas yang dikeluarkan. Rasio ini disebut rasio arus kas operasi (operating cash flow ratio). Rasio ini memberikan gambaran tentang kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dari aktivitas operasional.
Contoh perhitungan rasio arus kas operasi:
Jumlah kas yang dihasilkan dari aktivitas operasional: Rp 500.000.000
Jumlah kas yang dikeluarkan untuk aktivitas operasional: Rp 250.000.000
Rasio arus kas operasi = (Jumlah kas yang dihasilkan dari aktivitas operasional / Jumlah kas yang dikeluarkan untuk aktivitas operasional)
= (Rp 500.000.000 / Rp 250.000.000)
= 2
Rasio arus kas operasi pada contoh di atas adalah 2. Rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan dua kali lipat kas dari aktivitas operasionalnya.
Langkah terakhir adalah menghitung rasio arus kas keseluruhan (cash flow ratio). Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban finansialnya. Rasio ini dihitung dengan membagi jumlah kas yang dihasilkan dari aktivitas operasional dan investasi dengan jumlah kas yang dikeluarkan untuk aktivitas operasional dan investasi.
Contoh perhitungan rasio arus kas keseluruhan:
Jumlah kas yang dihasilkan dari aktivitas operasional dan investasi: Rp 750.000.000
Jumlah kas yang dikeluarkan untuk aktivitas operasional dan investasi: Rp 500.000.000
Rasio arus kas keseluruhan = (Jumlah kas yang dihasilkan dari aktivitas operasional dan investasi / Jumlah kas yang dikeluarkan untuk aktivitas operasional dan investasi)
= (Rp 750.000.000 / Rp 500.000.000)
= 1.5
Rasio arus kas keseluruhan pada contoh di atas adalah 1.5. Rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu membayar kewajiban finansialnya 1.5 kali lipat.
Kesimpulan
Rasio arus kas adalah cara untuk mengevaluasi aliran kas perusahaan selama periode tertentu. Rasio ini membantu analis keuangan dalam menentukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dari aktivitas operasional dan memenuhi kewajiban keuangan. Langkah-langkah untuk menghitung rasio arus kas meliputi mengumpulkan informasi keuangan dari laporan laba rugi dan laporan arus kas perusahaan, menghitung jumlah kas yang dihasilkan dan dikeluarkan untuk aktivitas operasional, dan membagi jumlah kas yang dihasilkan dengan jumlah kas yang dikeluarkan. Perusahaan yang memiliki rasio arus kas yang baik menunjukkan kemampuan untuk menghasilkan kas dan membayar kewajiban finansialnya.