Daftar Isi
Cara Menghitung Pph 21 Harian
Pajak Penghasilan (Pph) 21 adalah pajak penghasilan yang harus dibayar oleh setiap karyawan di Indonesia. Pajak ini akan dipotong langsung dari gaji karyawan dan disetorkan ke pemerintah melalui perusahaan tempat karyawan bekerja. Pph 21 dihitung berdasarkan penghasilan karyawan dalam satu bulan. Namun, dalam beberapa kasus, karyawan menerima penghasilan harian sehingga perlu diketahui cara menghitung Pph 21 harian.
Langkah-Langkah Menghitung Pph 21 Harian
Berikut adalah langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menghitung Pph 21 harian:
Hitung penghasilan bruto harian
Penghasilan bruto harian adalah jumlah penghasilan karyawan sebelum dipotong Pph 21. Cara menghitung penghasilan bruto harian adalah dengan membagi gaji bulanan dengan jumlah hari kerja dalam satu bulan. Misalnya, jika gaji bulanan karyawan adalah Rp 10.000.000 dan jumlah hari kerja dalam satu bulan adalah 30, maka penghasilan bruto harian adalah Rp 333.333 (Rp 10.000.000 / 30).
Hitung penghasilan neto harian
Penghasilan neto harian adalah jumlah penghasilan karyawan setelah dipotong Pph 21. Cara menghitung penghasilan neto harian adalah dengan mengurangi Pph 21 dari penghasilan bruto harian. Besaran Pph 21 tergantung pada jumlah penghasilan karyawan dan tarif Pph 21 yang berlaku. Tarif Pph 21 dapat dilihat pada tabel Pph 21 yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Misalnya, jika penghasilan bruto harian adalah Rp 333.333 dan besaran Pph 21 adalah 5%, maka penghasilan neto harian adalah Rp 316.667 (Rp 333.333 – (5% x Rp 333.333)).
Hitung total Pph 21 yang harus dibayar dalam satu bulan
Setelah menghitung penghasilan neto harian, selanjutnya perlu dihitung total Pph 21 yang harus dibayar dalam satu bulan. Cara menghitungnya adalah dengan mengalikan besaran Pph 21 dengan jumlah hari kerja dalam satu bulan. Misalnya, jika besaran Pph 21 adalah 5% dan jumlah hari kerja dalam satu bulan adalah 30, maka total Pph 21 yang harus dibayar dalam satu bulan adalah 150% dari Pph 21 harian.
Dari ketiga langkah di atas, dapat disimpulkan bahwa cara menghitung Pph 21 harian adalah dengan menghitung penghasilan bruto harian, menghitung penghasilan neto harian, dan mengalikan besaran Pph 21 dengan jumlah hari kerja dalam satu bulan.
Contoh Perhitungan Pph 21 Harian
Untuk memperjelas cara menghitung Pph 21 harian, simak contoh perhitungan berikut:
Seorang karyawan dengan gaji bulanan Rp 10.000.000 memiliki jadwal kerja 5 hari dalam seminggu. Berapa Pph 21 harian yang harus dibayarkan?
Hitung penghasilan bruto harian
Penghasilan bruto harian adalah Rp 2.000.000 (Rp 10.000.000 / 5 hari kerja).
Hitung penghasilan neto harian
Besaran Pph 21 tergantung pada jumlah penghasilan karyawan dan tarif Pph 21 yang berlaku. Jika tarif Pph 21 untuk penghasilan Rp 2.000.000 adalah 5%, maka Pph 21 harian adalah Rp 100.000 (5% x Rp 2.000.000). Penghasilan neto harian adalah Rp 1.900.000 (Rp 2.000.000 – Rp 100.000).
Hitung total Pph 21 yang harus dibayar dalam satu bulan
Setiap bulan terdapat sekitar 22 hari kerja (30 – 8 hari libur). Total Pph 21 yang harus dibayar dalam satu bulan adalah Rp 2.200.000 (Rp 100.000 x 22 hari kerja).
Kesimpulan
Cara menghitung Pph 21 harian dapat dilakukan dengan menghitung penghasilan bruto harian, menghitung penghasilan neto harian, dan mengalikan besaran Pph 21 dengan jumlah hari kerja dalam satu bulan. Perhitungan Pph 21 harian sangat penting dilakukan agar karyawan dapat mengetahui besaran Pph 21 yang harus dibayarkan setiap hari. Dengan demikian, karyawan dapat mengatur keuangan mereka dengan lebih baik dan menjaga agar tidak terjadi kekurangan dana untuk membayar Pph 21.
Terima kasih telah membaca artikel Cara Menghitung Pph 21 Harian ini dan sampai jumpa kembali di artikel menarik BicaraFakta.com lainnya.