Daftar Isi
Cara Menghitung Pph 21 22 23 Dan Ppn
Pengertian Pph 21, 22, 23, dan Ppn
Sebelum membahas cara menghitung Pph 21, 22, 23, dan Ppn, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu Pph 21, 22, 23, dan Ppn.
Pph 21 (Pajak Penghasilan Pasal 21) adalah pajak yang dikenakan pada penghasilan karyawan atau pegawai yang diterima setiap bulan. Pph 22 adalah pajak yang dikenakan pada transaksi jual beli barang dari luar negeri. Pph 23 adalah pajak yang dikenakan pada penghasilan yang berasal dari bunga deposito, obligasi, atau saham. Sedangkan Ppn (Pajak Pertambahan Nilai) adalah pajak yang dikenakan pada setiap transaksi jual beli barang atau jasa.
Cara Menghitung Pph 21
Berikut adalah langkah-langkah cara menghitung Pph 21:
1. Hitung total penghasilan bruto selama satu bulan.
2. Kurangkan tunjangan keluarga, biaya jabatan, iuran pensiun, dan biaya kesehatan yang dapat dikurangkan.
3. Kurangkan penghasilan neto dengan PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak).
4. Hitung Pph 21 dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku.
Contoh:
Penghasilan bruto bulanan seorang karyawan adalah Rp 10.000.000,-.
Tunjangan keluarga sebesar Rp 1.500.000,-, iuran pensiun sebesar Rp 500.000,-, dan biaya kesehatan sebesar Rp 500.000,-.
Maka penghasilan neto adalah Rp 7.500.000,-.
PTKP untuk tahun 2021 adalah sebesar Rp 54.000.000,-.
Maka untuk karyawan tersebut, Pph 21 yang harus dibayarkan adalah Rp 1.875.000,-.
Cara Menghitung Pph 22
Berikut adalah langkah-langkah cara menghitung Pph 22:
1. Hitung total nilai barang yang dibeli.
2. Kurangkan nilai barang dengan Bea Masuk, PPN, dan PPh Pasal 22.
3. Hitung PPh Pasal 22 dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku.
Contoh:
Sebuah perusahaan membeli barang dari luar negeri senilai USD 5.000,-.
Tarif Bea Masuk sebesar 7,5%, PPN sebesar 10%, dan PPh Pasal 22 sebesar 2,5%.
Maka total biaya yang harus dibayar oleh perusahaan adalah USD 5.000,- + (USD 5.000,- x 7,5%) + (USD 5.000,- x 10%) + (USD 5.000,- x 2,5%) = USD 5.937,50.
Maka Pph Pasal 22 yang harus dibayarkan oleh perusahaan adalah USD 125,-.
Cara Menghitung Pph 23
Berikut adalah langkah-langkah cara menghitung Pph 23:
1. Hitung total penghasilan yang diperoleh dari bunga deposito, obligasi, atau saham dalam satu tahun.
2. Kurangkan penghasilan tersebut dengan PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak).
3. Hitung Pph 23 dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku.
Contoh:
Seorang investor memperoleh penghasilan dari obligasi sebesar Rp 50.000.000,- dalam satu tahun.
PTKP untuk tahun 2021 adalah sebesar Rp 54.000.000,-.
Maka Pph 23 yang harus dibayarkan oleh investor adalah Rp 50.000.000,- x 15% = Rp 7.500.000,-.
Cara Menghitung Ppn
Berikut adalah langkah-langkah cara menghitung Ppn:
1. Hitung total nilai barang atau jasa yang dijual.
2. Hitung PPN dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku.
Contoh:
Sebuah toko elektronik menjual televisi senilai Rp 5.000.000,-.
Tarif PPN sebesar 10%.
Maka PPN yang harus dibayarkan oleh toko elektronik adalah Rp 5.000.000,- x 10% = Rp 500.000,-.
Kesimpulan
Dalam melakukan perhitungan Pph 21, 22, 23, dan Ppn, dibutuhkan pemahaman yang mendalam terhadap tarif pajak yang berlaku serta langkah-langkah yang harus dilakukan. Dalam menghitung Pph 21, perlu diperhatikan tunjangan keluarga, biaya jabatan, iuran pensiun, dan biaya kesehatan yang dapat dikurangkan. Sedangkan dalam menghitung Pph 22, perlu diperhatikan Bea Masuk, PPN, dan PPh Pasal 22. Sementara itu, dalam menghitung Pph 23, perlu diperhatikan PTKP dan tarif pajak yang berlaku. Terakhir, dalam menghitung Ppn, perlu diperhatikan total nilai barang atau jasa yang dijual serta tarif pajak yang berlaku.
Terima kasih telah membaca artikel Cara Menghitung Pph 21 22 23 Dan Ppn ini dan sampai jumpa kembali di artikel menarik BicaraFakta.com lainnya.