Cara Menghitung Kebutuhan Cairan Infus Dewasa

Cara Menghitung Kebutuhan Cairan Infus Dewasa

Cairan infus merupakan salah satu metode pengobatan yang banyak digunakan di rumah sakit maupun klinik kesehatan. Cairan infus digunakan untuk mengatasi dehidrasi, meningkatkan volume darah, dan memberikan nutrisi kepada pasien. Dalam kesehatan, menghitung kebutuhan cairan infus sangat penting agar pasien mendapatkan dosis yang tepat dan terhindar dari risiko overdosis maupun kekurangan cairan. Artikel ini akan membahas cara menghitung kebutuhan cairan infus dewasa dengan detail.

Langkah-Langkah Menghitung Kebutuhan Cairan Infus Dewasa

Sebelum memulai menghitung kebutuhan cairan infus, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan, seperti berat badan, jenis kelamin, usia, kondisi medis, dan keadaan pasien saat ini. Setelah faktor tersebut dipertimbangkan, langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menghitung kebutuhan cairan infus dewasa adalah sebagai berikut:

1. Hitung Kebutuhan Basal

Kebutuhan basal atau basal metabolic rate (BMR) adalah jumlah energi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsi dasar seperti bernapas, berdetaknya jantung, dan mempertahankan suhu tubuh. Kebutuhan basal dapat dihitung menggunakan rumus Harris-Benedict, yaitu:

Jenis Kelamin
Rumus Harris-Benedict

Laki-Laki
66 + (13,7 x Berat Badan) + (5 x Tinggi Badan) – (6,8 x Usia)

Perempuan
655 + (9,6 x Berat Badan) + (1,8 x Tinggi Badan) – (4,7 x Usia)

Contoh: Seorang wanita berusia 30 tahun, berat badan 60 kg, dan tinggi badan 160 cm. Maka, BMR-nya adalah:

655 + (9,6 x 60) + (1,8 x 160) – (4,7 x 30) = 1.331,2 kalori

2. Hitung Metabolisme Aktifitas

Metabolisme aktifitas adalah jumlah energi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti berjalan, berdiri, atau bekerja. Metabolisme aktifitas dapat dihitung menggunakan rumus MET (metabolic equivalent of task) yang menghitung konsumsi oksigen saat melakukan aktivitas tersebut. Rumus MET adalah:

Aktivitas
Met (dalam satuan kalori/kg/jam)

Duduk
1

Berdiri
1,5

Jalan Kaki
3,5

Berlari
7

Contoh: Wanita yang sama di atas bekerja sebagai administrasi dan duduk sepanjang hari. Maka, metabolime aktifitasnya adalah:

1 x 60 kg x 24 jam = 1.440 kalori

3. Hitung Kebutuhan Cairan Infus

Setelah kebutuhan basal dan metabolisme aktifitas dihitung, selanjutnya adalah menghitung kebutuhan cairan infus. Kebutuhan cairan infus tergantung pada kondisi pasien saat ini, seperti dehidrasi atau tidak, dan jumlah cairan yang dikeluarkan dari tubuh melalui urin atau keringat. Rumus yang digunakan untuk menghitung kebutuhan cairan infus adalah:

1 ml/kg/jam untuk jam pertama
0,5 ml/kg/jam untuk jam kedua
0,25 ml/kg/jam untuk jam selanjutnya

Contoh: Pasien wanita yang sama di atas mengalami dehidrasi dan mengeluarkan urin sebanyak 500 ml per jam. Maka, kebutuhan cairan infusnya adalah:

(1 x 60 x 24) + (0,5 x 60 x 24) + (0,25 x 60 x 22) = 2.280 ml per hari

Perhitungan Cairan Infus Berdasarkan Kondisi Medis

Selain faktor usia, berat badan, dan aktivitas, kebutuhan cairan infus juga dipengaruhi oleh kondisi medis pasien. Berikut adalah beberapa kondisi medis yang memerlukan perhitungan khusus dalam menghitung kebutuhan cairan infus:

1. Pasien dengan Kerusakan Ginjal

Pasien dengan kerusakan ginjal memerlukan perhitungan khusus dalam menghitung kebutuhan cairan infus. Pada umumnya, pasien ginjal memerlukan cairan yang lebih sedikit daripada pasien normal karena ginjal tidak dapat mengeluarkan cairan secara efektif. Kebutuhan cairan infus pada pasien ginjal dapat dihitung menggunakan rumus:

1 ml/kg/jam untuk jam pertama
0,5 ml/kg/jam untuk jam kedua
0,25 ml/kg/jam untuk jam selanjutnya

Contoh: Pasien wanita berusia 45 tahun dengan kerusakan ginjal memerlukan cairan infus. Berat badannya 50 kg. Maka, kebutuhan cairan infusnya adalah:

(1 x 50 x 24) + (0,5 x 50 x 24) + (0,25 x 50 x 22) = 1.725 ml per hari

2. Pasien dengan Syok

Pasien dengan syok memerlukan perhitungan khusus dalam menghitung kebutuhan cairan infus. Pasien dengan syok membutuhkan cairan infus dalam jumlah yang lebih tinggi untuk mempertahankan tekanan darah dan mencegah kerusakan organ. Kebutuhan cairan infus pada pasien dengan syok dapat dihitung menggunakan rumus:

20 ml/kg BB pada jam pertama
10 ml/kg BB pada jam kedua
5 ml/kg BB pada jam selanjutnya

Contoh: Pasien pria berusia 50 tahun dengan syok memerlukan cairan infus. Berat badannya 80 kg. Maka, kebutuhan cairan infusnya adalah:

(20 x 80) + (10 x 80) + (5 x 80 x 22) = 4.480 ml per hari

Kesimpulan

Cairan infus adalah metode pengobatan yang penting dan sering digunakan di rumah sakit maupun klinik kesehatan. Untuk menghitung kebutuhan cairan infus dewasa, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan seperti berat badan, jenis kelamin, usia, dan kondisi medis pasien. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menghitung kebutuhan cairan infus adalah menghitung kebutuhan basal, metabolisme aktifitas, dan kebutuhan cairan infus sendiri. Selain itu, terdapat kondisi medis tertentu yang memerlukan perhitungan khusus dalam menghitung kebutuhan cairan infus. Dengan melakukan perhitungan yang tepat, pasien akan mendapatkan dosis cairan infus yang sesuai dan terhindar dari risiko overdosis atau kekurangan cairan.

Ter