Daftar Isi
Cara Menghitung Hpp Nasi Goreng
Nasi goreng merupakan makanan yang sangat populer di Indonesia dan sering dijadikan sebagai menu utama di restoran atau warung makan. Untuk dapat menjual nasi goreng dengan harga yang tepat, maka perlu diketahui berapa harga pokok penjualan (HPP) nasi goreng tersebut. Dalam artikel ini, akan dijelaskan tentang cara menghitung HPP nasi goreng.
Langkah-langkah Menghitung HPP Nasi Goreng
Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam menghitung HPP nasi goreng, yaitu:
1. Hitung Biaya Bahan Baku
Langkah pertama adalah menghitung biaya bahan baku yang digunakan untuk membuat nasi goreng. Biaya bahan baku dapat mencakup harga beras, minyak goreng, telur, daging ayam, dan bumbu-bumbu lainnya. Misalnya, beras seharga Rp 10.000 per kilogram, minyak goreng seharga Rp 20.000 per liter, telur seharga Rp 2.500 per butir, daging ayam seharga Rp 30.000 per kilogram, dan bumbu-bumbu seharga Rp 5.000.
Dengan asumsi menggunakan 1 kilogram beras, 1 liter minyak goreng, 2 butir telur, 500 gram daging ayam, dan bumbu-bumbu, maka biaya bahan baku yang dikeluarkan adalah:
Biaya beras = 1 x Rp 10.000 = Rp 10.000
Biaya minyak goreng = 1 x Rp 20.000 = Rp 20.000
Biaya telur = 2 x Rp 2.500 = Rp 5.000
Biaya daging ayam = 500 gram x Rp 30.000 per kg = Rp 15.000
Biaya bumbu-bumbu = Rp 5.000
Jadi, total biaya bahan baku adalah Rp 55.000.
2. Hitung Biaya Tenaga Kerja
Langkah kedua adalah menghitung biaya tenaga kerja yang diperlukan untuk membuat nasi goreng. Biaya tenaga kerja dapat mencakup gaji karyawan dan biaya-biaya lainnya seperti BPJS, pajak, dan lain-lain. Misalnya, gaji karyawan sebesar Rp 1.500.000 per bulan, dan jumlah nasi goreng yang dihasilkan dalam sebulan sebanyak 100 porsi.
Dengan asumsi membuat nasi goreng membutuhkan waktu 10 menit per porsi, maka waktu yang dibutuhkan untuk membuat 100 porsi nasi goreng adalah 10 menit x 100 porsi = 1000 menit atau setara dengan 16,67 jam.
Maka biaya tenaga kerja yang diperlukan adalah:
Gaji karyawan per jam = Rp 1.500.000 per bulan / 173 jam kerja per bulan = Rp 8.670 per jam
Biaya tenaga kerja = Rp 8.670 per jam x 16,67 jam = Rp 144.448
3. Hitung Biaya Overhead
Langkah ketiga adalah menghitung biaya overhead atau biaya operasional lainnya. Biaya overhead dapat mencakup biaya listrik, air, gas, sewa tempat, dan lain-lain. Misalnya, biaya listrik sebesar Rp 500.000 per bulan, biaya air sebesar Rp 200.000 per bulan, dan sewa tempat sebesar Rp 2.000.000 per bulan.
Maka biaya overhead adalah:
Biaya listrik = Rp 500.000
Biaya air = Rp 200.000
Biaya sewa tempat = Rp 2.000.000
Total biaya overhead = Rp 2.700.000
4. Hitung HPP Nasi Goreng
Setelah diketahui biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead, maka dapat dihitung HPP nasi goreng. HPP nasi goreng dapat dihitung dengan rumus:
HPP = biaya bahan baku + biaya tenaga kerja + biaya overhead
Maka HPP nasi goreng adalah:
HPP = Rp 55.000 + Rp 144.448 + Rp 2.700.000 = Rp 2.899.448
Penutup
Dalam menghitung HPP nasi goreng, perlu memperhatikan semua faktor biaya yang terkait dengan produksi, termasuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead. Dengan mengetahui HPP nasi goreng, maka dapat menentukan harga jual yang tepat sehingga dapat memperoleh keuntungan yang optimal. Semoga artikel ini bermanfaat.
Terima kasih telah membaca artikel Cara Menghitung HPP Nasi Goreng ini dan sampai jumpa kembali di artikel menarik BicaraFakta.com lainnya.