Daftar Isi
Cara Menghitung Keuntungan Kue Kering
Kue kering merupakan salah satu jenis makanan yang sangat digemari oleh hampir semua orang di seluruh dunia. Selain enak, kue kering juga memiliki berbagai macam varian rasa yang unik dan menarik. Karena itu, banyak orang yang mencoba untuk membuat kue kering dan menjualnya agar bisa mendapatkan keuntungan yang lumayan.
Namun, sebelum memutuskan untuk menjual kue kering, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu, seperti biaya produksi dan harga jual. Salah satu hal yang paling penting adalah cara menghitung keuntungan kue kering. Dalam artikel ini, akan dijelaskan dengan detail langkah-langkah yang digunakan dalam proses tersebut.
1. Hitung biaya produksi
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menghitung keuntungan kue kering adalah dengan menghitung biaya produksi. Biaya produksi merupakan total biaya yang dikeluarkan dalam proses pembuatan kue kering, seperti bahan baku, listrik, kemasan, dan lain sebagainya.
Untuk menghitung biaya produksi, terlebih dahulu kita harus mengetahui harga per satuan bahan baku yang akan digunakan dalam pembuatan kue kering. Setelah itu, kita dapat menghitung jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat satu resep kue kering.
Contoh:
Harga tepung = Rp10.000/kg
Harga mentega = Rp50.000/kg
Harga gula pasir = Rp8.000/kg
Resep kue kering:
– Tepung = 500 gram
– Gula pasir = 100 gram
– Mentega = 250 gram
Dari resep di atas, kita dapat menghitung biaya bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat satu resep kue kering.
Biaya tepung = Rp10.000/kg x 0,5 kg = Rp5.000
Biaya mentega = Rp50.000/kg x 0,25 kg = Rp12.500
Biaya gula pasir = Rp8.000/kg x 0,1 kg = Rp800
Total biaya produksi = Rp5.000 + Rp12.500 + Rp800 = Rp18.300
2. Hitung harga jual
Setelah mengetahui biaya produksi, langkah selanjutnya adalah menghitung harga jual. Harga jual merupakan harga yang akan kita tetapkan untuk menjual kue kering.
Untuk menghitung harga jual, kita harus mengetahui harga pasar atau harga yang ditawarkan oleh pesaing kita. Dari situ, kita dapat menentukan harga jual kita.
Contoh:
Harga pasar kue kering = Rp35.000/kotak
Kotak kue kering berisi 10 potong kue
Untuk menentukan harga jual, kita dapat menggunakan rumus berikut:
Harga jual = (biaya produksi + biaya lain-lain) x (mark up/100) + biaya produksi
Dalam rumus di atas, mark up merupakan keuntungan yang diinginkan. Pada umumnya, mark up yang digunakan untuk kue kering adalah 30% hingga 50%.
Contoh:
Biaya produksi = Rp18.300
Biaya kemasan = Rp2.000
Mark up = 30%
Harga jual = (Rp18.300 + Rp2.000) x (30/100) + Rp18.300 = Rp25.590
Dari contoh di atas, harga jual kue kering menjadi Rp25.590. Namun, kita harus memperhitungkan juga biaya lain-lain seperti biaya transportasi dan biaya promosi yang mungkin akan dikeluarkan.
3. Hitung keuntungan
Setelah mengetahui biaya produksi dan harga jual, langkah terakhir adalah menghitung keuntungan. Keuntungan merupakan selisih antara harga jual dan biaya produksi.
Contoh:
Harga jual = Rp25.590
Biaya produksi = Rp18.300
Keuntungan = Rp25.590 – Rp18.300 = Rp7.290
Dari contoh di atas, keuntungan yang didapat adalah Rp7.290. Dalam bisnis kue kering, keuntungan yang dianggap cukup lumayan adalah sekitar 30% hingga 50% dari harga jual. Jadi, jika kita menginginkan keuntungan yang lebih besar, kita dapat menaikkan mark up menjadi lebih tinggi.
Kesimpulan
Demikianlah cara menghitung keuntungan kue kering. Dalam menghitung keuntungan, kita harus memperhatikan biaya produksi, harga jual, serta mark up yang akan digunakan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, kita dapat menentukan harga jual yang sesuai dengan biaya produksi dan mendapatkan keuntungan yang optimal.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin memulai bisnis kue kering. Terima kasih telah membaca artikel Cara Menghitung Keuntungan Kue Kering ini dan sampai jumpa kembali di artikel menarik BicaraFakta.com lainnya.