Daftar Isi
Cara Menghitung Ketidakpastian Jangka Sorong
Pengenalan
Ketidakpastian adalah hal yang selalu ada dalam pengukuran. Ketika kita melakukan pengukuran, pastinya akan ada kesalahan yang terjadi. Oleh karena itu, kita memerlukan cara untuk menghitung ketidakpastian dari hasil pengukuran yang telah kita lakukan. Salah satu alat ukur yang sering digunakan adalah jangka sorong. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang cara menghitung ketidakpastian jangka sorong.
Persiapan Alat Ukur
Sebelum melakukan pengukuran, pastikan jangka sorong yang akan digunakan dalam kondisi yang baik. Periksa apakah jangka sorong tersebut telah dikalibrasi atau belum. Kalibrasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kesalahan pada jangka sorong tersebut. Hal ini sangat penting untuk menentukan ketidakpastian pengukuran. Jika jangka sorong belum dikalibrasi, maka lakukan kalibrasi terlebih dahulu sebelum melakukan pengukuran.
Pengukuran
Setelah jangka sorong dalam kondisi yang baik, maka dapat dilakukan pengukuran. Langkah-langkah pengukuran yang benar adalah sebagai berikut:
1. Bersihkan benda yang akan diukur dari kotoran atau debu.
2. Pastikan posisi jangka sorong sejajar dengan benda yang akan diukur.
3. Geser jangka sorong sampai kedua rahang jangka sorong berada di sisi benda yang akan diukur.
4. Baca skala jangka sorong yang terdapat pada bagian utama dan bagian nonius.
5. Catat hasil pengukuran.
Penghitungan Ketidakpastian
Setelah melakukan pengukuran, langkah selanjutnya adalah menghitung ketidakpastian. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan ketidakpastian antara lain:
1. Ketidakpastian pada skala jangka sorong.
2. Ketidakpastian pada pembacaan skala.
3. Ketidakpastian pada pengulangan pengukuran.
Untuk menghitung ketidakpastian, kita dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Ketidakpastian = (Skala Jangka Sorong / Pembagi) + (Ketidakpastian Pembacaan / 2) + (Ketidakpastian Pengulangan / √n)
Keterangan:
– Skala Jangka Sorong adalah interval terkecil pada skala jangka sorong.
– Pembagi adalah jumlah interval terkecil yang terdapat pada satu skala utama dan satu skala nonius.
– Ketidakpastian Pembacaan adalah ketidakpastian yang disebabkan oleh pembacaan skala jangka sorong.
– Ketidakpastian Pengulangan adalah ketidakpastian yang disebabkan oleh pengulangan pengukuran.
– n adalah jumlah pengukuran yang dilakukan.
Contoh:
Misalkan hasil pengukuran yang didapatkan adalah 2,5 cm. Skala jangka sorong adalah 0,1 cm dan pembagi adalah 50. Ketidakpastian pembacaan adalah 0,05 cm dan jumlah pengukuran yang dilakukan adalah 5 kali. Maka, ketidakpastian dapat dihitung sebagai berikut:
Ketidakpastian = (0,1 / 50) + (0,05 / 2) + (0 / √5)
Ketidakpastian = 0,002 + 0,025 + 0
Ketidakpastian = 0,027 cm
Maka, hasil pengukuran adalah 2,5 ± 0,027 cm. Artinya, hasil pengukuran tersebut memiliki ketidakpastian sebesar 0,027 cm.
Kesimpulan
Dalam melakukan pengukuran dengan jangka sorong, kita tidak dapat menghindari adanya ketidakpastian. Oleh karena itu, kita perlu menghitung ketidakpastian tersebut agar hasil pengukuran dapat dijadikan acuan yang akurat. Caranya adalah dengan menghitung ketidakpastian menggunakan rumus yang sudah dijelaskan sebelumnya. Dalam penghitungan ketidakpastian, perhatikan faktor-faktor yang dapat menyebabkan ketidakpastian seperti ketidakpastian pada skala jangka sorong, pembacaan skala, dan pengulangan pengukuran. Dengan menghitung ketidakpastian, hasil pengukuran dapat digunakan sebagai acuan dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi.
Terima kasih telah membaca artikel Cara Menghitung Ketidakpastian Jangka Sorong ini dan sampai jumpa kembali di artikel menarik BicaraFakta.com lainnya.