Daftar Isi
Cara Menghitung Discounted Cash Flow
Discounted Cash Flow (DCF) adalah metode yang paling luas digunakan untuk menentukan nilai saham, obligasi, proyek investasi atau aset lainnya. DCF adalah metode yang memproyeksikan arus kas masa depan ke masa sekarang dengan menggunakan tingkat diskonto. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara detail tentang cara menghitung discounted cash flow.
Langkah 1: Tentukan Arus Kas Masa Depan
Langkah pertama dalam menghitung DCF adalah menentukan arus kas masa depan yang diharapkan. Anda perlu menentukan arus kas masa depan berdasarkan proyeksi pendapatan dan biaya. Anda harus mempertimbangkan inflasi, pertumbuhan ekonomi dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi arus kas masa depan. Anda juga harus memperhitungkan arus kas terkait dengan nilai residu di masa depan.
Langkah 2: Tentukan Tingkat Diskonto
Langkah kedua dalam menghitung DCF adalah menentukan tingkat diskonto yang tepat. Tingkat diskonto adalah tingkat pengembalian yang ingin Anda terima dari investasi. Anda harus mempertimbangkan risiko investasi dan tingkat pengembalian alternatif yang tersedia sebelum menentukan tingkat diskonto yang tepat.
Langkah 3: Hitung Nilai Sekarang dari Arus Kas Masa Depan
Setelah menentukan arus kas masa depan dan tingkat diskonto yang tepat, langkah selanjutnya adalah menghitung nilai sekarang dari arus kas masa depan. Untuk menghitung nilai sekarang, Anda harus membagi arus kas masa depan dengan tingkat diskonto yang telah dipilih.
Contoh: Anda memperkirakan arus kas masa depan selama lima tahun sebesar Rp1.000.000 per tahun dan tingkat diskonto yang diinginkan sebesar 10%. Maka, nilai sekarang dari arus kas masa depan adalah:
Rp1.000.000 / (1+10%)^1 + Rp1.000.000 / (1+10%)^2 + Rp1.000.000 / (1+10%)^3 + Rp1.000.000 / (1+10%)^4 + Rp1.000.000 / (1+10%)^5 = Rp3.790.79
Langkah 4: Hitung Nilai Residu
Langkah terakhir dalam menghitung DCF adalah menghitung nilai residu. Nilai residu adalah nilai aset pada akhir periode proyeksi. Untuk menghitung nilai residu, Anda perlu menghitung arus kas residu dan membaginya dengan tingkat diskonto.
Contoh: Anda memperkirakan nilai residu setelah lima tahun sebesar Rp20.000.000 dan tingkat diskonto yang diinginkan sebesar 10%. Maka, nilai residu adalah:
Rp20.000.000 / (1+10%)^5 = Rp11.357.20
Langkah 5: Hitung Total Nilai Aset
Setelah menghitung nilai sekarang dari arus kas masa depan dan nilai residu, langkah terakhir adalah menghitung total nilai aset. Total nilai aset adalah jumlah dari nilai sekarang dari arus kas masa depan dan nilai residu.
Contoh: Total nilai aset adalah Rp3.790.79 + Rp11.357.20 = Rp15.148.99
Kesimpulan
Dalam artikel ini, kita telah membahas langkah-langkah yang digunakan dalam menghitung Discounted Cash Flow (DCF). DCF adalah metode yang paling luas digunakan untuk menentukan nilai saham, obligasi, proyek investasi atau aset lainnya. Langkah-langkah dalam menghitung DCF meliputi menentukan arus kas masa depan, menentukan tingkat diskonto, menghitung nilai sekarang dari arus kas masa depan, menghitung nilai residu dan menghitung total nilai aset. Dengan menggunakan DCF, Anda dapat menentukan nilai investasi yang akurat dan mengambil keputusan investasi yang lebih bijak.
Terima kasih telah membaca artikel Cara Menghitung Discounted Cash Flow ini dan sampai jumpa kembali di artikel menarik BicaraFakta.com lainnya.