Cara Menghitung Debt Service Ratio

Cara Menghitung Debt Service Ratio: Pemahaman yang Komprehensif

Debt Service Ratio (DSR) adalah salah satu rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang atau perusahaan dalam membayar hutangnya setiap bulannya. Dalam istilah yang lebih sederhana, DSR adalah rasio antara penghasilan bulanan dengan jumlah pembayaran hutang bulanan. Semakin kecil DSR, semakin baik kemampuan seseorang atau perusahaan dalam membayar hutangnya. Oleh karena itu, DSR sangat penting untuk dihitung sebelum mengambil kredit atau membeli properti yang dibiayai oleh hutang.

Langkah-langkah Menghitung Debt Service Ratio

Langkah pertama dalam menghitung DSR adalah mengetahui jumlah penghasilan bulanan. Penghasilan bulanan dapat berasal dari sumber yang berbeda seperti gaji, investasi, atau bisnis. Penting untuk menghitung penghasilan yang stabil dan dapat diandalkan, karena ini akan menjadi faktor kunci dalam mengukur kemampuan seseorang atau perusahaan dalam membayar hutang.

Langkah kedua adalah menghitung jumlah pembayaran hutang bulanan. Pembayaran hutang bulanan termasuk cicilan kredit, pembayaran hipotek, dan pembayaran kartu kredit. Kredit yang harus dibayar bulanan harus dihitung dengan cermat, karena ini akan menentukan jumlah hutang yang dapat ditanggung oleh seseorang atau perusahaan.

Langkah ketiga adalah membagi jumlah pembayaran hutang bulanan dengan jumlah penghasilan bulanan. Hasilnya akan menjadi DSR. Contohnya, jika jumlah pembayaran hutang bulanan adalah Rp 5.000.000 dan penghasilan bulanan adalah Rp 20.000.000, maka DSR adalah 25% ((Rp 5.000.000 / Rp 20.000.000) x 100%).

Untuk menghitung DSR yang lebih akurat, penting untuk mempertimbangkan pengeluaran bulanan lainnya seperti biaya hidup dan biaya yang terkait dengan properti yang dibiayai oleh hutang. Hal ini akan membantu mengukur kemampuan seseorang atau perusahaan dalam membayar hutang dengan lebih akurat.

Contoh Penghitungan Debt Service Ratio

Sebagai contoh, Bayu memiliki penghasilan bulanan sebesar Rp 15.000.000 dan ia memiliki hutang dengan jumlah pembayaran bulanan sebesar Rp 5.000.000. Dengan mengikuti langkah-langkah yang telah dijelaskan di atas, DSR Bayu adalah 33,3% ((Rp 5.000.000 / Rp 15.000.000) x 100%). Artinya, Bayu menggunakan sekitar sepertiga dari penghasilannya setiap bulannya untuk membayar hutangnya.

Dalam contoh lain, perusahaan A memiliki penghasilan bulanan sebesar Rp 100.000.000 dan total pembayaran hutang bulanan sebesar Rp 20.000.000. Dengan mengikuti langkah-langkah yang telah dijelaskan, DSR perusahaan A adalah 20% ((Rp 20.000.000 / Rp 100.000.000) x 100%). Artinya, perusahaan A menggunakan sekitar 20% dari penghasilannya setiap bulannya untuk membayar hutangnya.

Kesimpulan

DSR sangat penting untuk dihitung sebelum mengambil kredit atau membeli properti yang dibiayai oleh hutang. DSR dapat membantu seseorang atau perusahaan dalam mengukur kemampuan mereka dalam membayar hutang setiap bulannya. Langkah-langkah untuk menghitung DSR meliputi mengetahui jumlah penghasilan bulanan, menghitung jumlah pembayaran hutang bulanan, dan membagi jumlah pembayaran hutang bulanan dengan jumlah penghasilan bulanan. Dengan mempertimbangkan pengeluaran bulanan lainnya, maka DSR yang dihitung menjadi lebih akurat.

Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai Cara Menghitung Debt Service Ratio. Terima kasih telah membaca artikel ini dan sampai jumpa kembali di artikel menarik BicaraFakta.com lainnya.